MARCUS AURELIUS

 

MARCUS AURELIUS

26 April 121-17 Maret 180

Marcus Aerelius adalah kaisar sekaligus filsuf yang termasuk dalam lima kaisar yang baik dari Kekaisaran Romawi.Filsafat tentang pentingnya hidup dengan berpikir positif yang diungkapkannya dalam buku yang berjudul Meditations menjadi acuan para motivator hingga saat ini. ia mengatakan, kebahagian hidupmu tergantung pada kualitas berpikiranmu, oleh sebab itu jagalah pikiranmu dari berpikir yang sia-sia dan berpikirlah tentang kebajikan dengan kewarasan akal.

Marcus Aurelius (sering dijuluki sebagai the wise atau yang bijaksana) adalah anak angkat sekaligus mantu dari Kaisar pius. Dirinya juga menjadi kaisar kira-kira pada usia 20 tahun hingga meninggal pada tahun 180 M. Marcus Aurelius dianggap sebagai kaisar di urutan terakhir dari lima kaisar yang baik (kaisar sebelumnya adalah Marcus Cocceius Nerva, Marcus Ulpius Traianus Trajan, Publius Aelius Hadrianus, dan Titus Aurelius Fulvius Boionus Arrius Antonius) dan juga memiliki reputasi sebagai filsuf terhormat dari aliran Stoa. Marcus Aurelius menulis satu buku berjudul Meditation (Writing to Himself) yang menurut para kritikus diperkirakan ditulis pada saat dirinya memimpin perang dengan bangsa partha. Meditations ini dianggap sebagai karya tulis monumental yang berhubungan dengan pelayanan dan tanggung jawab pemerintahan dan mendapat  pujian karena beraksen jelas dengan kelembutan yang luar biasa

Ia memperoleh pendidikan dari para guru terbaik di masanya, seperti Euphorion (pengajar bidang sastra), Germinus (pengajar bidang drama), Andron (pengajar bidang geomtri), Caninius Celer dan Herodes (pengajar bidang orasi yunani), Alexder Cotiaeum (pengajar bidang bahasa yunani), dan Marcus Fronto ( pengajar bahasa latin). Melalui korespondensi dengan Marcus Fronto, Aurelius digambarkan sebagai pemuda yang cerdas, serius, dan pekerja keras. Aurelius juga sangat tertarik pada filsafat, terlihat dengan keseriusannya belajar bahasa yunani dan latin dari Epictetus, seorang filsuf moral beraliran Stoa. Sejak tahun 140 Aurelius mulai aktif di samping Kaisar Antonius Pius sebagai orang kepercayaannya.pada tahun 145,dia menikah anak Antonius Pius yang bernama Annia Galeria Faustina atau terkenal dengan sebutan Faustina The Younger. Ketika Antonius Pius meninggal pada 7 Maret 161, Aurelius menerima mahkota dengan ketentuan menjadi Kaisar bersama (Joint Emperors) Dengan Verus, anak angkat Pius yang lain. Verus berusia lebih muda, tidak secerdas, dan sepopuler Aurelius. Aurelius juga menganggap kekaisaran bersama Verus lebih

Menguntungkan secara Strategi karena selama ini Aurelius lebih sering berada di medan perang untuk mengadakan aksi militer dan memang diperlukan dua kaisar sekaligus untuk menghadapi jerman dan Partha secara pararel. Dalam Praktik, Aurelius lebih memilki kekuatan keputusan dan untungnya Verus tetap loyal pada Aurelius hingga wafatnya pada tahun 169. Kematian Verus diakibatkan oleh wabah penyakit yang menjangkit Roma antara tahun 165-180 Dio Cassius, sejarawan Roma, menggambarkan bahwa wabah itu menelan korban 2.000 orang per hari dan total korban selama wabah itu adalah 5 juta orang.Sebagaimana pemikir yang dipengaruhi oleh Stoa, Marcus Aurelius sangat peduli pada rakyat miskin, budak, dan tawanan perang.walaupun begitu, sebagai kaisar ia juga memiliki reputasi sebagai penumpas pertumbuhan populasi kristen yang dianggapnya sebagai ancaman  terhadap agama dan ajaran Romawi. Sebagai kaisar Roma, ia juga melakukan penaklukan dengan perang, politeisme, dan pendewaan terhadap kaisar yang sudah mati. Dia sendiri mati akibat wabah saat sedang merencanakan penaklukan ke arah utara.

Kebahagiaan hidupmu tergantung pada kualitas berpikirmu, oleh sebab itu jagalahpikiranmu dari berpikir yang sia-sia dan berpikirlah tentang kebajikan dengan kewarasan akal.Marcus Aurelius percaya bahwa alam ini menganugerahkan akal pikiran pada manusia yang sesuai dengan sifat alam dan hidup dalam harmoni. Ajarannya ditekankan pada hidup yang sederhana dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Berkaitan dengan hal tersebut, ada analisis yang mengatakan tentang maksud politik dari ajarannya tersebut. Semakin rakyat menerima hidup apa adanya, semakin mudah penguasa menarik pajak. Meskipun begitu, dari segi filsafat, Meditations dianggap cukup tulus. Rasionalitas juga menjadi dasar keyakinan Stoa agar manusia hidup sesuai dengan alam dengan cara pandang biologis. Menurut Stoa, seluruh makhluk yang berjiwa pasti berjuang mencari keabadian diri. Pencarian keabadian diri ini mengarahkan dirinya untuk senada dengan irama alam yang cocok dengan dirinya. Manusia mengikuti akal sehat, tidak hanya sekadar mencari makan, kehangatan, atau tempat berteduh, tetapi juga pemenuhan kebutuhan intelektualitasnya. Akhirnya, akal sehat mengarahkan manusia untuk memilih apa yang sesuai dengan keselarasan alami dengan tingkat akurasi (ketepatan) yang lebih baik dibandingkan hanya dengan mengikuti insting kebinatangan.

Inti ajaran Stoa dalam memandang dunia adalah bagaimana memahami apa yang menjadi penyusun kebaikan dan apakah yang paling sesuai dalam kehidupan ini bagi manusia. Sementara banyak pemikir yang berpegang pada kesehatan atau kekayaan, Stoa berpegang teguh pada kriteria bahwa kebaikan yang hakiki harus baik di segala kondisi. Tidak selamanya kekayaan itu baik jika hal itu membuat dirinya atau orang lain menjadi susah atau rusak. Bahkan kesehatan yang berjalan ke arah kekuatan dianggap tidak baik jika membahayakan diri sendiri dan orang lain. Stoa menyimpulkan bahwa satu-satunya kebaikan yang tidak memiliki cacat adalah kebajikan. Kebajikan terdiri dari nilai-nilai yang selama ini dianggap sebagai kepribadian terbaik bangsa Yunani-Romawi, yaitu kebijaksanaan, keadilan, semangat, keberanian, dan pengendalian diri. Meditations masih dijadikan referensi dan monumen literatur bagi pemerintahan yang bersifat pelayanan dan panggilan tugas. Kelebihan Meditations yang sering disebut-sebut adalah keindahan pemilihan kata dan kelembutannya yang tak terbatas, mulia. Buku Meditations pertama kali diterbitkan pada tahun 1558 di Zurich, dari salinan manuskrip yang sekarang sudah hilang. Satu-satunya salinan manuskrip komplit yang masih selamat sekarang disimpan di perpustakaan Vatikan. Kedudukan kematian merupakan hal yang sangat penting menurut filsafat Marcus Aurelius. Dia tidak percaya hidup sesudah mati. Dia berpendapat, "Kita hidup hanya sekejap mata, untuk kemudian ditelan zaman dan dilupakan sama sekali. Pikirkan, sudah berapa penguasa melewati zaman. Setelah menjalani hidup penuh dengan permusuhan, kecurigaan, kebencian,... sekarang ini mati jadi debu."

Menurut Marcus, segalanya akan lenyap dilupakan zaman.

Rentang Kehidupan manusia ibarat sebuah titik pada garis masa dengan panjang tak berhingga. Substansinya hilang berlalu, persepsi terhadap dirinya melemah dan hilang, raganya lapuk, jiwanya berpusar dan hilang, kekayaannya musnah, dan ketenarannya tak menentu. Alam semesta ini ibarat sungai mengalir, jiwa adalah uap airnya. Hidup adalah pertempuran, hidup juga sekejap mata dan ketenaran sesudah mati hanya akan dilupakan. Eksistensi sesuatu selalu berproses dan terdisintegrasi, berubah menuju kematian. Rentang kehidupan seseorang 

 



menjadi tidak relevan. Lihatlah lorong waktu di depan dan di belakangmu. Panjang tak bertepi di depan dan di belakangnya. Di dalam lorong waktu yang tak bertepi ini, hidup bayi yang baru 3 hari dibandingkan dengan usia istana yang 3 abad menjadi sama, ibarat sebuah titik di garis dengan panjang tak berhingga. Hasrat hanya     membuat manusia kecewa karena semua yang dihasratkan di dunia ini hanya fatamorgana, kosong dan hina." Bagi Marcus Aurelius, kematian adalah   

Sesuatu yang diharapkan karena akan menghentikan segala hasrat yang selalu mengecewakan dan menyiksa. la juga mengajak untuk menggunakan kebajikan yang rasional. Dia menganggap dirinya tidak brutal, walaupun sebagai kaisar ia sering berperang dan menumpas penganut Kristen. Dengan paradigma hidup dan mati yang dimilikinya, urusan dunia, termasuk perang, dianggap tidak penting. Yang dijunjung tinggi saat perang adalah nilai Yunani-Romawi, kebajikan yang berupa keberanian dan semangat, walaupun kebajikan yang diyakini memerlukan peran orang lain sebagai korban. Marcus Aurelius meninggal pada 17 Maret 180 di Kota Vindobona (sekarang Wina, Austria). Abu jenasah Aurelius dibawa kembali ke Roma dan disimpan di Mausoleum Hadrian (sekarang bernama Castel Sant'Angelo). Ia sebelumnya berhasil mempersiapkan Commodus sebagai penggantinya dengan menambahkan nama Caesar pada Commodus pada tahun 166 dan menjadi Kaisar Bersama dengan dirinya pada tahun 177. Sejarah mencatat bahwa Commodus berwatak emosional dan tidak secerdas ayahnya sehingga tidak terlalu sukses memimpin sebagai kaisar berikutnya.

Filsuf yang sekaligus kaisar ini benar-benar menginspirasi pelaku praktik bisnis. Kata-kata filsafatnya yang tertera dalam buku yang berdujdul Meditations menjadi acuan para motivator hingga saat ini. Aurelius mengatakan, Kebahagiaan hidupmu tergantung pada kualitas berpikiranmu, oleh sebab itu jagalah pikiranmu dari berpikiran yang sia-sia dan berpikirlah tentang kebajikan dengan akal. Pentingnya arti untuk selalu berpikir positif telah menginspirasi manusia selama berabad-abad hingga saat ini. Pelaku bisnis yang menghadapi berbagai tantangan, ketidakpastian, dan acaman pasti dapat menjaga semangatnya jika selalu berpikir positif

Berpikir positif bagi pelaku bisnis berarti selalu dapat melihat sisi terang dari semua peristiwaa segelab apa pun. Melihat gelas 50% penuh daripada melihatnya 50% kosong adalah contoh kemampuan berpikir positif kemampuan melihat peluang dari suatu krisis juga termasuk hasil dari berpikir positif. Inti dari filsafat berpikir positif adalah sikap baik dan optimis pada segala peristiwa sepahit apa pun dan tidak membiarkan diri tenggelam dalam kesedihan. Sikap berpikir positif memang lebih terasa bermanfaat pada saat kritis kondisi yang sempit. Meskipun begitu, pelaku bisnis yang sudah terbiasa berpikir positif pasti akan pesat perkembangan bisnisnya pada situas normal dan tetap bertahan pada kondisi kritis.


Oleh (Soleman Mikir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsuf aneh dimasa Yunani klasik!