Filsuf aneh dimasa Yunani klasik!
"Hanya yang satu ini aku tahu, bahwa aku tidak tahu apa-apa."
Itulah yang dikatakan Sokrates kepada pengikutnya. Dia menyadari bahwa pengetahuannya terbatas dan mengakui ketidaktahuannya sebagai langkah awal dalam mencari kebijaksanaan.
Sokrates adalah salah seorang filsuf yang berasal dari Yunani dengan nama latinnya Σωκράτης/ Sǒkratēs.Ia merupakan salah satu pemikir antroposentrisme yang hidup pada masa Yunani Klasik yang lahir dari seorang ayah bernama Sophroniskos sebagai pemahat, sedangkan ibunya bernama Phairnarete sebagai bidan pada 469 / 470 SM di Deme Alopece, Athena.
Sokrates menikahi istri bernama Xanthippe dan memiliki tiga anak. Keluarga Sokrates merupakan keluarga yang kaya sehingga ia memperoleh pendidikan yang memadai. Sokrates bekerja sebagai prajurit Athena, tetapi ia tidak tertarik dengan politik dan hanya tertarik dengan filsafat. Hal ini kemudian yang membuatnya hidup dalam kemiskinan. Dengan pemikirannya, sokrates ditangkap, dipenjara dan dihukum mati. Hukuman mati ini diberikan atas tuduhan oleh kaum sofis dengan meminum racun. Sokrates meninggal tahun 399 SM pada usia 70 tahun. Pada masanya, ia menjadi salah satu tokoh Yunani yang tidak lagi mempercayai mitos.
Pemikiran sokrates.
Sokrates hidup pada masa perkembangan pemikiran sofisme. Kaum Sophis memiliki ciri yang mirip dengan para filosof alam, yakni bersikap kritis terhadap mitologi tradisional. Kemampuan sokrates dalam menggunakan metode dialog membuatnya memperoleh simpati dari para pemuda. Sementara itu, Sokrates dimusuhi oleh para penganut kepercayaan Dewa dan Tuhan karena dianggap merusak moral para pemuda dan menolak keberadaan dewa atau Tuhan yang diakui oleh negaranya.
Pemikiran filsafat Sokrates bertujuan untuk mengenal manusia dengan memahami alam semesta melalui teori. Perhatian utama dalam pemikiran filsafat Sokrates adalah mengenai hakikat dari kehidupan manusia. Pendekatan yang digunakannya ialah rasionalisme. Ia mengkaji seluruh bidang pemikiran selama kajiannya dapat mempergunakan akal. Setiap pemikiran filsafatnya dimulai dengan keingintahuannya dan kemudian menjadikannya sebagai awal dari kebijaksanaan.
Sokrates memberikan pengajaran filsafat dengan pemberian pengetahuan terhadap sesuatu yang telah mereka pahami. Metode kebidanan disebut sebagai pengajaran yang dilakukan Sokrates. Ia mengubah perhatian filsafat dari filsafat alam menjadi filsafat manusia. Ia menggunakan metode kritis khususnya mengenai etika. Sokrates menganggap bahwa pengetahuan manusia dalam persoalan hidup masih belum jelas dan menduga duga yang kemudian ia mengkaji menjadi dua yaitu tentang kebahagiaan dan kebajikan.
Sokrates memulai kajian filsafatnya dengan dialog yang diambil contoh nyata pada setiap rumusannya. Dari rumusan ini ia mengadakan proses pembantahan dengan kegiatan perbandingan dan pengajuan pertanyaan. Jawaban yang diberikan dalam bentuk pernyataan yang bersifat bertentangan atau berbeda dengan rumusan dan contoh nyata. Pertentangan ini kemudian diselesaikan dengan proses induksi yang menguraikan pernyataan dan memberikan definisi terhadap setiap istilah di dalam pernyataan. Pada kasus tertentu, analogi dipergunakan. Kemudian, dari hasil induksi ini diperoleh pengertian umum yang mencakup seluruh pengetahuan yang berguna dan menghilangkan pengetahuan Pada masanya, ia menjadi salah satu tokoh Yunani yang tidak lagi mempercayai mitos.
Pemikiran kritis sokrates dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:
- Pendidikan
Socrates merupakan salah satu tokoh yang mulai memperkenalkan istilah "filsafat" di lembaga pendidikan. Pemikiran filsafat sokrates sangat berpengaruh dalam praktik dan teori pendidikan di dunia khususnya bagian barat dalam bidang pengajaran. Dimana sokrates mengembangkan metode dialektika, sebuah proses di mana dia akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan merangsang pemikiran kritis dalam diskusi dengan orang lain. Fungsi ini untuk melatih kecermatan individu dalam berpikir dan menguji pengetahuan dalam dirinya, dan memperbaiki pengetahuan yang telah diketahuinya sebelumnya.
- Hukum
Inti hukum yang ditetapkan oleh Sokrates merupakan salah satu pemikiran yang tidak lagi didasarkan kepada kehendak para Dewa. Pemikiran Sokrates dalam bidang hukum lebih fokus pada prinsip-prinsip moral, keadilan, dan ketaatan terhadap hukum. Walaupun dia tidak mengembangkan sistem hukum atau teori hukum yang terperinci, pemikirannya memberikan dasar filosofis untuk mempertimbangkan peran hukum dalam masyarakat dan pentingnya etika dalam pembentukan dan penerapan hukum. Pandangan Sokrates mengenai hukum kemudian mempengaruhi Plato dalam memikirkan tentang hukum. Plato juga menganggap hukum sebagai sarana untuk mencapai keadilan
- Masyarakat
Sokrates merupakan filsuf satu satunya yang menganggap masyarakat terbentuk secara alami atau biasa disebut kebenaran objektif. Masyarakat terbentuk dari sifat sifat manusia yang dapat mengalami kemajuan dan kemunduran.
Semasa hidupnya, sokrates memiliki seorang murid yaitu plato. Pemikiran Sokrates mempengaruhi muridnya yaitu Plato dan kemudian ke Aristoteles yang merupakan murid dari Plato. Pengaruh pemikiran Sokrates menyebar dari negaranya yaitu Athena hingga ke dunia Barat. Pemikirannya yang utama adalah mengenai filsafat moral atau etika. Selain Plato, Sokrates juga memiliki beberapa pengikut yang kemudian membentuk mazhab tersendiri. Masing-masing yaitu Eukleides dari Megara, Phaidon dari Elis, Antisthenes, dan Aristippos. Socrates dan para pengikutnya memperluas tujuan filsafat dari mencoba memahami dunia luar menjadi mencoba memisahkan nilai-nilai batin seseorang. Pemikiran kritis sokrates meninggalkan banyak pengetahuan yang telah diajarkan, kehidupan Socrates menjadi contoh dari kesulitan dan pentingnya hidup (dan jika perlu mati) menurut keyakinan yang diperiksa dengan baik
Komentar
Posting Komentar